Hati Yang Penuh Dengan Gelora Asmara
Berawal dari kata yg terindah Aku mencoba mengenang dan berjuang
untuk berdiri, bangkit bersama gelora asmara yg menjebak dikebisuan dalam
waktu. Di sini, lara berbisik sunyi, membungkus dalam bungkamnya kata rindu.
Hati ini berbisik penuh harap: "Wahai kasih yg menyobek jiwa, hadir mu
adalah penyejuk. Ke mana mata harus melihat?" Diam masih menemaniku, untuk
waktu yg tak menentu. Cinta telah membutakan semua yg terindah. Sekali lagi,
aku merindu pd kehadiran diri mu namun tak pernah meraih jawab dari hati mu
yang dalam.
Cinta terus bergerak menelusuri jejak-jejak indah di dinding hati,
mendetak setiap kata yg terucap. Terkadang di tengah hening, ingatku menyapa
masa lalu, kemudian aku berusaha untuk: "Sayang, pada setiap gelap
menghadang, aku hanya bisa menatap ke langit sana. Di antara awan-awan yg
bergerak lembut, sebutir sinar bintang berkedip menggoda" Sepenggal
kalimat itu berhenti di ujung penah, tak sanggup utk menggores apa yg terasa di
hati ini. Sungguh, lamunanku telah menjerat jiwa yg tak berdaya ini, terjebak
dikesendirian dan hanya menanti diri mu.
Aku mencoba melintasi malam ketika gelap mulai merayu. Di ujung
langit, awan terlihat merayap, bergerak samar-samar di atas lampu jalan. Pd
suasana itu ingatku menyulam hati ini, "tentang kenangan terindah
bersamanya" Utk keluh yg meradang itu, aku tuliskan pd lembaran kertas,
menumpahkan rindu yang tak terbendung di jiwa ini" Aku merenung pojok
kamar, di setiap lubang dinding ini, angin berbisik lembut, suaranya menyentuh
hati, seolah mengajaku terbang ke dinginnya langit .
0 komentar:
Posting Komentar