Manajemen
Resiko Internasional
HAL MENDASAR
Manajemen risiko (risk management) menjadi
kebutuhan yang strategis dan menentukan perbaikan kinerja dari organisasi.
Manajemen risiko diperlukan untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya
terbatas yang dimiliki organisasi. Pengalokasian sumber daya didasarkan pada
prioritas risiko yang dimulai dari risiko skala tertinggi. Demikian pula,
manajemen risiko yang ada perlu dievaluasi secara periodik melalui aktifitas
pengendalian (internal control).
Manajemen risiko pada organisasi swasta
berkembang lebih pesat dibandingkan organisasi publik (instansi Pemerintah).
Fenomena ini dinilai lumrah mengingat sektor swasta memiliki ukuran-ukuran yang
jelas bagi berhasil atau gagalnya organisasi. Sedangkan organisasi publik
banyak berlindung pada faktor-faktor yang tidak dapat dikuantifisir. Namun,
dorongan bagi sektor publik untuk melakukan manajemen risiko dalam aktivitasnya
semakin meningkat, dan Departemen Keuangan meresponnya dengan menugaskan
Inspektorat Jenderal sebagai compliance office for risk management.
Mengapa Mengelola Resiko Keuangan?
Pertumbuhan jasa manajemen resiko yang
cepat menunjukan bahwa manajemen dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan
mengendalikan resiko keuangan. Jika perusahaan menyamai nilai kini arus kas
masa depannya, manajemen potensi resiko yang aktif dapat dibenarkan dalam
beberapa alasan. Laba yang stabil mengurangi kemungkinan resiko gagal bayar dan
kebangkrutan atau resiko bahwa laba mungkin tidak dapat menutupi layanan jasa
utang kontraktual.
MENGELOLA RESIKO PASAR
Para pelaku pasar cenderung tidak berani
mengambil risiko. Perantara jasa keuangan dan pencipta pasar memberikan respons
dengan menciptakan produk keuangan yang memungkinkan seorang pelaku pasar untuk
mengalihkan risiko perubahan harga tak terduga kepada orang lain-pihak lawan.
Risiko pasar terdapat dalam berbagai
bentuk, Risiko-risiko lainnya :
• Risiko likuiditas timbul karena tidak
semua produk manajemen risiko keuangan dapat diperdagangkan secara bebas. Pasar
yang sangat tidak likuid ini misalnya seperti real estate dan saham dengan
kapitalisasi kecil.
• Diskontinuitas pasar mengacu pada risiko
bahwa pasar tidak selalu menimbulkan perubahan harga secara bertahan. Kejatuhan
pasar saham pada tahun 2000 merupakan suatu contoh kasus.
• Risiko kredit merupakan kemungkinan
bahwa pihak lawan dalam kontrak manajemen risiko tidak dapat memenuhi
kewajibannya. Sebagai contoh , pihak lawan yang menyepakati penukaran euro
Prancis menjadi dolar Kanada mungkin gagal untuk menyerahkan euro pada tanggal
yang dijanjikan.
• Risiko regulasi adalah risiko yang
timbul karena pihak otoritas publik melarang penggunaan suatu produk keuangan
untuk tujuan tertentu. Sebagai contoh bursa efek Kuala Lumpur tidak mengizinkan
penggunaan shrot sales sebagai alat lindung nilai terhadap penurunan harga
ekuitas.
• Risiko pajak merupakan risiko bahwa
transaksi lindung nilai tertentu tidak dapat memperoleh perlakuan pajak yang
diinginkan. Sebagai contoh, perlakuan kerugian valuta asing sebagai keuntungan
modal ketika laba biasa lebih disukai.
• Risiko akuntansi adalah peluang bahwa
suatu transaksi lindung nilai tidak dapat dicatat sebagai bagian dari transaksi
yang hendak dilindung nilai. Contohnya adalah ketika keuntungan atas lindung
nilai terhadap komitmen pembelian diperlakukan sebgaai “laba lain-lain” dan
bukan sebagai pengurang biaya pembelian.
PERANAN AKUNTANSI
Akuntan manajemen membantu dalam
mengidentifikasikan eksposur pasar, mengkuantifikasi keseimbangan yang terkait
dengan strategi respons risiko alternatif, mengukur potensi yang dihadapi
perusahaan terhadap risiko tertentu, mencatat produk lindung nilai tertentu dan
mengevaluasi efektivitas program lindung nilai.
A. Identifikasi Risiko Pasar
Kerangka dasar yang bermanfaat untuk
mengidentifikasikan berbagai jenis risiko market yang berpotensi dapat disebut sebagai
pemetaan risiko. Kerangka ini diawali dengan pengamatan atas hubungan berbagai
risiko pasar terhadap pemicu nilai suatu perusahaan dan pesaingnya. Dan
biasanya disebut sebagai kubus pemetaan risiko. Istilah pemicu nilai mengacu
pada kondisi keuangan dan pos-pos kinerja operasi keuangan utama yang
mempengaruhi nilai suatu perusahaan. Risiko pasar mencakup risiko kurs valuta
asing dan suku bunga, serta risiko harga komoditas dan eukuitas. Dimensi ketiga
dari kubus pemetaan risiko, melihat kemungkinan hubungan antara risiko pasar
dan pemicu nilai untuk masing-masing pesaing utama perusahaan.
Jika seorang pesaing membeli topi bisbol
dari luar negeri dan mata uang negara sumber pembelian mengalami penurunan
nilai relatif terhadap mata uang negara anda, maka perubahan ini dapat
menyebabkan pesaing anda mampu untuk menjual dengan harga yang lebih rendah
daripada anda. Ini disebut sebagai risiko kompetitif mata uang yang dihadapi .
B. Menguantifikasi Penyeimbangan
Peran lain yang dimainkan oleh para
akuntan dalam proses manajemen risiko meliputi proses kuantifikasi
penyeimbangan yang berkaitan dengan alternatif strategi respons risiko. Akuntan
harus mengukur manfaat dari lindung dinilai dan dibandingkan dengan biaya plus
biaya kesempatan berupa keuntungan yang hilang dan berasal dari spekulasi
pergerakan pasar
C. Manajemen Risiko di Dunia dengan Kurs Mengambang Risiko kurs valuta
asing (valas) adalah salah satu bentuk risiko yang paling umum
dan akan dihadapi oleh perusahaan
multinasional. Dalam dunia kurs mengambang, manajemen risiko mencakup :
1) antisipasi pergerakan kurs,
2) pengukuran risiko kurs valuta asing
yang dihadapi perusahaan,
3) perancangan strategi perlindungan yang
memadai, dan
4) pembuatan pengendalian manajemen risiko
internal.
BERSPEKULASI DALAM MATA UANG ASING
Peluang untuk meningkatkan laba dilaporkan
dengan menggunakan kontrak forward dan opsi dalam pasar valas. Kontrak forward
yang dibeli untuk spekulasi pada awalnya dicatat sebesar kurs forward. (Kurs
forward merupakan indikator kurs spot yang terbaik yang berlaku jika kontrak
telah jatuh tempo). Keuntungan atau kerugian translasi yang diakui sebelum
penyelesaian bergantung pada antara kurs forward awal dan kurs yang tersedia
untuk periode kontrak yang tersisa.
Kesulitan dalam pengukuran nilai wajar dan
perubahan dalam nilai instrumen lindung nilai terjadi apabila dervatif keuangan
tidak diperdagangkan secara aktif. Sebagi contoh, pengukuran keuntungan atau
kerugian yang berkaitan dengan kontrak opsi akan bergantung pada apakah opsi tersebut
diperdagangkan pada suatu bursa efek utama atau di luar bursa utama. Penilaian
opsi dapat dengan mudah dilakukan jika opsi dicatat pada sebuah bursa efek
utama. Penilaian akan lebih sulit dilakukan jika opsi diperdagangkan melaui
perntara. (over-the –counter). Disini pada umumnya akan digunakan rumus
penentuan harga secara matematis. Model penentuan harga opsi yang disebut model
Black-Scholes dapat digunakan untuk menentukan nilai opsi pada suatu waktu.
Pengungkapan
Melakukan analisis atas pengaruh potensial
kontrak derivatif terhadap kinerja yang dilaporkan dan terhadap karakteristik
risik suatu perusahaan merupakan hal sukar dilakukan. Pengungkapan yang
diwajibkan oleh FAS 133 dan IAS 39 sedikit banyak telah menyelesaikan masalah
ini.
Pengungkapan itu antara lain:
1. Tujuan dan strategi manajemen resiko
untuk melakukan transaksi lindung nilai
2. Deskripsi pos-pos yang dilindung nilai
3. Identifikasi resiko pasar dari pos-pos
yang dilindung nilai
4. Deskripsi mengenai instrumen lindung
nilai
5. Jumlah yang tidak dimasukan dalam
penilaian efektivitas lindung nilai
6. Justifikasi awal bahwa hubungan lindung
nilai tersebut akan sangat efektif untuk meminimalkan resiko pasar
7. Penilaian berjalan mengenai efektifitas
lindung nilai aktual dari seluruh derivatif yang digunakan selama periode
berjalan
Poin-Poin Pengendalian Keuangan
Sistem evaluasi kinerja terbukti
bermanfaat dalam berbagai sektor. Sektor ini mencakup tetapi tidak terbatas
pada bagian treasuri perusahaan, pembelian dan anak perusahaan luar negeri.
Kontrol terhadap bagian treasuri perusahaan mencakup pengukuran kinerja seluruh
program manajemen risiko nilai tukar, mengidentifikasikan lindung nilai yang
digunakan dan pelaporan hasil lindung nilai. Sistem evaluasi tersebut juga
mencakup dokumentasi atas bagaimana dan sejauh apa bagian tresury perusahaan
membantu unit usaha lainnya dalam organisasi itu.
Acuan Yang Tepat
Objek dari manajemen resiko adalah untuk
mencapai keseimbangan antara pengurangan resiko dan biaya. Dengan demikian
standar yang tepat yang digunakan untuk menilai kinerja aktual merupakan bagian
yang diperlukan dalam setiap sistem penilaian kinerja. Acuan ini perlu di
perjelas dibagian awal sebelum pembuatan program perlindungan dan harus
didasarkan pada konsep biaya kesempatan.
Sistem Pelaporan
Sistem pelaporan resiko keuangan harus
dapat merekonsiliasikan sistem pelaporan internal dan eksternal. Kegiatan
manajemen resiko memiliki orientasi kedepan. Namun pada akhirnya mereka harus
merekonsiliasikan dengan pengukuran potensi resiko dan akun-akunkeuangan untuk
keperluan pelaporan eksternal..
Sumber : Choi, Frederick D.S., and Gary K. Meek, 2005.,
Akuntansi Internasional – Buku 2, Edisi 5., Salemba Empat, Jakarta.
0 komentar:
Posting Komentar